Rabu, 04 Juni 2014
Border Gateway Protocol (BGP) adalah protokol yang digunakan untuk routing di jaringan internet. BGP merupakah protokol routing antar Autonomous System (AS). Jika OSPF, EIGRP, atau RIP merupakan protokol routing internal, maka BGP adalah protokol routing eksternal.
BGP pertama dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai RFC 1771 dan digunakan oleh Service Provider sebagai standar untuk routing antar pelanggan mereka, atau antar Service Provider.
Keuntungan utama BGP adalah BGP menggunakan path attributes untuk menentukan jalurnya. Artinya Path yang digunakan BGP diberikan atribut – atribut tertentu untuk menentukan jalur dari sebuah paket. Dengan kata lain BGP memiliki beberapa parameter yang menentukan jalur mana yang dipilih.
BGP dapat berjalan diatas protokol routing lainnya. Mengapa demikian? Saya akan membahasnya di bagian BGP Peering.
BGP pertama dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai RFC 1771 dan digunakan oleh Service Provider sebagai standar untuk routing antar pelanggan mereka, atau antar Service Provider.
Keuntungan utama BGP adalah BGP menggunakan path attributes untuk menentukan jalurnya. Artinya Path yang digunakan BGP diberikan atribut – atribut tertentu untuk menentukan jalur dari sebuah paket. Dengan kata lain BGP memiliki beberapa parameter yang menentukan jalur mana yang dipilih.
BGP dapat berjalan diatas protokol routing lainnya. Mengapa demikian? Saya akan membahasnya di bagian BGP Peering.
BGP Database
Seperti protokol routing dinamis lainnya, BGP juga memiliki database. Database ini dibagi menjadi dua, yaitu Neighbor Database yang menyimpan informasi mengenai peer dan BGP Database yang berisi semua network yang dikenal oleh BGP lengkap beserta atributnya.
Neighbor Database
BGP Database
Internal dan Eksternal
Dalam BGP dikenal Autonomous System (AS) karena memang BGP adalah protokol routing antar AS. BGP dapat digunakan untuk routing didalam AS (internal BGP) dan antar AS (external BGP).
Saya contohkan dengan topologi dibawah. Hubungan antara R1 dan R2 menggunakan external BGP dan hubungan antara R2 dan R3 menggunakan internal BGP.
How to Enable BGP
Cara mengaktifkan BGP berbeda – beda untuk setiap perangkat. Kali ini saya akan mencontohkan dengan menggunakan router Cisco.
Perintahnya adalah router bgp <Autonomous-System Number>
Router#configure terminal
Router(config)#router bgp 100
Router(config-router)#
How to do BGP Peering
Tidak seperti Interior Gateway Protocol (IGP), BGP tidak harus peering dengan router yang directly connected. Maksudnya BGP dapat bertetangga dengan router lain walaupun tidak langsung terhubung. Misalkan pada gambar topologi dibawah. R1 dapat langsung peering dengan R3. Asalkan R1 punya konektivitas ke R3, maka peering dimungkinkan
Bagaimana caranya? Di bagian Overview saya sempat membahas bahwa BGP dapat berjalan diatas protokol routing lain. Misalkan terdapat protokol routing OSPF untuk routing dinamis antara R1, R2, dan R3. R1 dapat mengirim paket ke R3 berdasarkan informasi dari OSPF. Protokol routing dinamis atau statis dapat digunakan. Asalkan konektivitas antara R1 dan R3 sudah terbentuk, maka BGP peering dapat dilakukan.
BGP peering juga harus dilakukan secara manual. Artinya secara default, BGP tidak akan berusaha mencari peernya dengan menanyakan ke router yang langsung terhubung. Ini sangat bermanfaat dalam jaringan internet. Misalkan dalam kasus seperti ini. Service Provider di Indonesia bebas melakukan peering dengan negara manapun. Misalkan Service Provider A diklaim memiliki BGP peer dengan Tier 1 Service Provider di Amerika. Hal tersebut dimungkinkan dengan BGP karena BGP peering dilakukan secara manual dan tidak harus dengan router yang langsung terhubung (directly connected)
Di Router Cisco perintahnya adalah demikian neighbor <ip address> remote-as <Remote AS Number>
Router#configure terminal
Router(config)#router bgp 100
Router(config-router)#neighbor xx.xx.xx.xx remote-as 100
BGP Source Address
Seperti gambar topologi dibawah, R1 dapat melakukan peering dengan R2. Peering dapat dilakukan ke interface fisik (10.1.1.2) atau ke interface loopback (192.168.2.2)
Peering dengan interface fisik memiliki kelemahan. Jika interface tersebut mati, maka routing update tidak dapat diterima oleh peer. Salah satu keuntungan peering dengan interface Loopback adalah jika interface fisik mati atau mengalami gangguan, maka interface lain dapat digunakan. Misalkan apabila interface 10.1.1.2 mati, maka R1 akan mengirim routing update melalui R3, kemudian diteruskan ke interface Loopback R2. Konektivitas akan terus berlanjut tanpa terpengaruh interface fisik yang mati.
Kebanyakan implementasi BGP menggunakan teknik ini. Sama seperti yang saya implementasi, peering ke interface Loopback memiliki keuntungan. Syaratnya interface Loopback harus diadvertise oleh routing protokol dibawah BGP, misalkan oleh OSPF atau static route. Singkatnya interface Loopback tersebut harus dikenal oleh router yang bersangkutan. Misalnya interface Loopback R1 harus mengenal interface Loopback R2.
Berikut perintah untuk mengubah BGP source address di router Cisconeighbor <ip address> update-source <interface Loopback>
Router#configure terminal
Router(config)#router bgp 100
Router(config-router)#neighbor xx.xx.xx.xx update-source loopback0
Advertising the Network
Network statement pada BGP sedikit berbeda dengan network statement pada EIGRP atau OSPF. Network statement pada EIGRP atau OSPF menunjukkan interface mana yang akan di-advertise oleh protokol tersebut. BGP menggunakan network statement untuk menentukan network mana dari local router yang akan di-advertise oleh BGP. Masing-masing network ini tidak harus berasal dari interface di local router bersangkutan. Asalkan network tersebut ada di routing table, maka network tersebut dapat di-advertise ke peer.
Contoh perintah untuk router Cisco adalah sebagai berikut : network <ip address> mask <subnet mask>
Router#configure terminal
Router(config)#router bgp 100
Router(config-router)#network xx.xx.xx.xx mask yy.yy.yy.yy
Network advertisement pada BGP perlu dilakukan secara manual. BGP tidak akan advertise network yang di-advertise oleh IGP seperti OSPF dan EIGRP. Misalkan pada router terdapat network yang berasal dari advertisement OSPF. Maka network tersebut tidak akan di-advertise kembali oleh BGP secara otomatis.
Posted on 06.46 by Unknown
Overview
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol yang didefinisikan oleh RFC 2328. OSPF adalah salah satu dari Interior Gateway Protocol (IGP) yang biasanya digunakan untuk routing protocol dalam satu routing domain yang sama.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol yang didefinisikan oleh RFC 2328. OSPF adalah salah satu dari Interior Gateway Protocol (IGP) yang biasanya digunakan untuk routing protocol dalam satu routing domain yang sama.
Distance Vector vs Link State
Terdapat 2 macam routing protocol, yaitu Distance Vector dan Link State. Distance vector menggunakan kalkulasi distance atau jarak serta outgoing interface untuk memilih jalur yang paling baik ke network tujuan. Contoh dari Distance Vector adalah RIP, IGRP, dan EIGRP. Link State memantau status dan tipe koneksi setiap link, kemudian membuat kalkulasi metric berdasarkan informasi tersebut. Contoh dari Link State adalah OSPF.
Distance Vector sering juga disebut sebagai routing by rumor. Artinya dia akan memiliki informasi path berdasarkan rumor. Misalkan pada gambar diatas. Terdapat 4 buah router, A, B, C, dan D. A memiliki informasi network yang terhubung dengannya, misalkan 1.1.1.0/24. A akan melakukan advertisement ke B dan C mengenai network 1.1.1.0/24. B akan menerima advertisement tersebut dan menuliskan demikian di routing table “Untuk menuju ke 1.1.1.0/24, saya harus melempar ke A dan metricnya adalah xx” Nilai metric biasanya dikalkulasi dengan melihat faktor jumlah hop, bandwidth, delay, dll tergantung dari routing protocolnya (misalnya EIGRP akan melihat bandwidth, delay, mtu). C juga akan bekerja demikian setelah mendapatkan advertisement dari A. Proses selanjutnya B akan melakukan advertisement ke D, isinya demikian “Hey D, kalau mau menuju ke 1.1.1.0/24, kamu lempar saja ke saya. Saya tahu harus melempar kemana” C juga akan melakukan hal yang sama. Akibatnya D akan mendapat advertisement dari router B dan C. Router D akan mulai mengkalkulasi metric yang diperoleh dari B dan C. Kesimpulannya, D mengetahui informasi mengenai network 1.1.1.0/24 berdasarkan rumor dari B dan C. D sebenarnya tidak tahu network 1.1.1.0/24 berada dimana. D hanya tahu jika ingin menuju ke 1.1.1.0/24, cukup melempar ke B atau C.
Link State bukan merupakan routing by rumor. Setiap router di dalam link state routing domain memiliki informasi yang sama mengenai network secara keseluruhan. Kembali ke contoh diatas, D mengetahui bahwa 1.1.1.0/24 dimiliki oleh router A. D akan melakukan kalkulasi misalnya dengan algoritma shortest path first untuk menentukan jalur menuju ke A. D memiliki gambaran keseluruhan secara detail mengenai network map, kondisi setiap host, dan kondisi path yang akan dilalui.
Link State bukan merupakan routing by rumor. Setiap router di dalam link state routing domain memiliki informasi yang sama mengenai network secara keseluruhan. Kembali ke contoh diatas, D mengetahui bahwa 1.1.1.0/24 dimiliki oleh router A. D akan melakukan kalkulasi misalnya dengan algoritma shortest path first untuk menentukan jalur menuju ke A. D memiliki gambaran keseluruhan secara detail mengenai network map, kondisi setiap host, dan kondisi path yang akan dilalui.
Open Shortest Path First (OSPF)
Seperti penjelasan link state diatas, link state akan mengkalkulasi path menuju suatu node berdasarkan informasi. Informasi yang dipertukarkan adalah Link State Advertisement (LSA). Pada saat awal node akan melakukan konvergensi OSPF, seluruh node akan saling bertukar LSA sehingga terjadi flood dalam network. Proses ini dilakukan untuk menuju kondisi adjacency antar node. Dalam kondisi adjacent, maka kedua node dapat saling bertukar LSA.
Posted on 06.45 by Unknown
EIGRP termasuk protokol proprietari milik Cisco, dan hanya bisa dijalankan pada router Cisco, merupakan protokol routing terbaik jika saja kita memiliki router Cisco. EIGRP menggunakan algoritma DUAL untuk menandingi OSPF.
Kelebihan-kelebihan EIGRP
- Satu-satunya protokol routing yang menggunakan route backup. Selain memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk setiap route sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
- Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
- Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
- EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
- Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
- Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain).
Router yang menjalankan EIGRP me-maintain 3 jenis tabel
- Tabel neighbor: seperti OSPF, EIGRP juga menjalin neighbor relationship tetapi dengan cara yang lebih mudah.
- Tabel topologi
- Tabel routing
Konfigurasi EIGRP
R1#
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#router eigrp 10
R1(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255
R1(config-router)#^Z
R1#
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R2(config)#router eigrp 10
R2(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.255.255
R2(config-router)#^Z
R2#
Setelah ini kita bisa melihat neighbor telah terdeteksi
R2#sh ip eigrp neighbors
IP-EIGRP neighbors for process 10
H Address Interface Hold Uptime SRTT RTO Q Seq (sec) (ms) Cnt Num
0 192.168.1.1 Fa0/0 11 00:02:33 57 342 0 3
Kemudian konfigurasi R3 sebagai berikut, sekedar informasi, EIGRP tidak menggunakan konsep area seperti pada ospf
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.255.255
R3(config-router)#network 172.16.0.0 0.0.255.255
R3(config-router)#^Z
R3#
Setelah ini kita bisa mengecek tabel routing untuk melihat entri-entri route yang didapatkan dari proses EIGRP
R3#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
D 192.168.10.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
172.16.0.0/16 is variably subnetted, 9 subnets, 2 masks
C 172.16.4.0/24 is directly connected, Loopback4
C 172.16.5.0/24 is directly connected, Loopback5
C 172.16.6.0/24 is directly connected, Loopback6
C 172.16.7.0/24 is directly connected, Loopback7
C 172.16.0.0/24 is directly connected, Loopback0
D 172.16.0.0/16 is a summary, 00:01:10, Null0
C 172.16.1.0/24 is directly connected, Loopback1
C 172.16.2.0/24 is directly connected, Loopback2
C 172.16.3.0/24 is directly connected, Loopback3
D 192.168.20.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
D 192.168.1.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, Ethernet1/0
Mari kita lihat tabel routing pada R2 seperti berikut
R2#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
D 172.16.0.0/16 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:03:10, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:03:21, Serial1/0
Perhatikan, EIGRP otomatis melakukan summarization pada network 172.16.0.0/16, auto-summarization ini dilakukan setiap ditemukan network yang discontiguous (tidak kontinyu). Contohnya diatas R3 terhubung pada network kelas A 192.168.2.0 dengan network kelas B 172.16.0.0.
Untuk men-disable fitur ini kita bisa mengeksekusi perintah no auto-summary
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#no auto-summary
R3(config-router)#^Z
R3#
Kini kita lihat kembali tabel routing pada R2
R2#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
172.16.0.0/24 is subnetted, 8 subnets
D 172.16.4.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.5.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.6.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.7.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.0.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.1.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.2.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.3.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:08:30, Serial1/0
Summarization dimana saja kapan saja
Seperti disinggung diatas, route summarization pada OSPF hanya bisa dilakukan pada ABR dan ASBR saja, tetapi pada EIGRP kita bisa melakukan summarization pada router manapun yang kita kehendaki. Misal kita ingin melakukan summarization pada network 172.16.0.0 – 172.16.7.0 pada R3, sehingga hanya 1 entri yang di advertise ke router R2
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#int s0/0
R3(config-if)#ip summary-address eigrp 10 172.16.0.0 255.255.248.0
R3(config-if)#^Z
R3#
Route summarization harus dikonfigurasi dibawah setiap interface dimana entri route tersebut akan di advertise, dalam hal ini interface serial0/0. Sekarang seharusnya entri route yang didapatkan oleh R2 hanya berupa 1 entri route summary
R2#sh ip route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
172.16.0.0/21 is subnetted, 1 subnets
D 172.16.0.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:07, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:15:08, Serial1/0
R2#
0 192.168.1.1 Fa0/0 11 00:02:33 57 342 0 3
Kemudian konfigurasi R3 sebagai berikut, sekedar informasi, EIGRP tidak menggunakan konsep area seperti pada ospf
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.255.255
R3(config-router)#network 172.16.0.0 0.0.255.255
R3(config-router)#^Z
R3#
Setelah ini kita bisa mengecek tabel routing untuk melihat entri-entri route yang didapatkan dari proses EIGRP
R3#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
D 192.168.10.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
172.16.0.0/16 is variably subnetted, 9 subnets, 2 masks
C 172.16.4.0/24 is directly connected, Loopback4
C 172.16.5.0/24 is directly connected, Loopback5
C 172.16.6.0/24 is directly connected, Loopback6
C 172.16.7.0/24 is directly connected, Loopback7
C 172.16.0.0/24 is directly connected, Loopback0
D 172.16.0.0/16 is a summary, 00:01:10, Null0
C 172.16.1.0/24 is directly connected, Loopback1
C 172.16.2.0/24 is directly connected, Loopback2
C 172.16.3.0/24 is directly connected, Loopback3
D 192.168.20.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
D 192.168.1.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:01:21, Serial0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, Ethernet1/0
Mari kita lihat tabel routing pada R2 seperti berikut
R2#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
D 172.16.0.0/16 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:03:10, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:03:21, Serial1/0
Perhatikan, EIGRP otomatis melakukan summarization pada network 172.16.0.0/16, auto-summarization ini dilakukan setiap ditemukan network yang discontiguous (tidak kontinyu). Contohnya diatas R3 terhubung pada network kelas A 192.168.2.0 dengan network kelas B 172.16.0.0.
Untuk men-disable fitur ini kita bisa mengeksekusi perintah no auto-summary
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#no auto-summary
R3(config-router)#^Z
R3#
Kini kita lihat kembali tabel routing pada R2
R2#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
172.16.0.0/24 is subnetted, 8 subnets
D 172.16.4.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.5.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.6.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.7.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.0.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.1.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.2.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
D 172.16.3.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:46, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:08:30, Serial1/0
Summarization dimana saja kapan saja
Seperti disinggung diatas, route summarization pada OSPF hanya bisa dilakukan pada ABR dan ASBR saja, tetapi pada EIGRP kita bisa melakukan summarization pada router manapun yang kita kehendaki. Misal kita ingin melakukan summarization pada network 172.16.0.0 – 172.16.7.0 pada R3, sehingga hanya 1 entri yang di advertise ke router R2
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R3(config)#int s0/0
R3(config-if)#ip summary-address eigrp 10 172.16.0.0 255.255.248.0
R3(config-if)#^Z
R3#
Route summarization harus dikonfigurasi dibawah setiap interface dimana entri route tersebut akan di advertise, dalam hal ini interface serial0/0. Sekarang seharusnya entri route yang didapatkan oleh R2 hanya berupa 1 entri route summary
R2#sh ip route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.10
172.16.0.0/21 is subnetted, 1 subnets
D 172.16.0.0 [90/2297856] via 192.168.2.2, 00:00:07, Serial1/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0.20
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial1/0
D 192.168.3.0/24 [90/2195456] via 192.168.2.2, 00:15:08, Serial1/0
R2#
Posted on 06.43 by Unknown
Backbone merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam penggabungan beberapa jaringan lokal pada masing-masing lantai dari bangunan bertingkat dengan menggunakan satu jalur kabel utama dan khusus. Backbone merupakan jalan, saluran utama, atau bisa disebut dengan jalan tol dalam sebuah jaringan.
Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena dapat mencega bottleneck yang terjadi pada server. Kabel yang digunakan biasanya adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone:
- Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay
- Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone tergantung pada desain keluarannya
- Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan
- Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses backbone
Backbone menyediakan banyak efisiensi yang tidak disediakan oleh jaringan meshed-access, meliputi:
- Penggabungan lalu lintas (mengeliminasi path (saluran) yang memilki tipe lalu lintas berbeda)
- Platform dengan bandwidth yang tinggi
- Rerouting dan redundancy
- Skala ekonomis
- Arsitektur untuk memperbaiki kerusakan atau gangguan sendiri
- Berbagi perlengkapan dan fasilitas antar berbagai lokasi
- Routing yang cerdas
- Bandwidth dinamik dengan alokasi sumber daya
- Topologi yang fleksibel dengan berbagai gaya desain
- Pengaturan jaringan yang terpusat maupun terdistribusi
- Fleksibilitas
A. Teknologi dalam Membangun Jaringan Backbone
Dalam membangun jaringan backbone, teknologi yang perlu dipersiapkan antara lain:
Dalam membangun jaringan backbone, teknologi yang perlu dipersiapkan antara lain:
- Bridge backbone ring
- Fiber Distributed Data Interface (FDDI) : 100 Mbps, Sistem dual ring dengan protocol MAC token ring
- Asynchronous Transfer Mode ( ATM ), lokal switch, atau public switch
FDDI merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada jaringan yang mempunyai Token Passing Ring yang dapat meningkatkan kinerja jaringan. FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan transmisi mencapai 100 Mpbs. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak maksimum 2 km.
Asynchronous Transfer Mode ( ATM ) merupakan teknologi ini dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Prinsip pada ATM adalah setiap informasi harus ditransfer ke dalam bentuk sel. ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Mpbs. Teknologi ini sangat cocok digunakan dalam pengiriman data dalam bentuk suara atau gambar (multimedia).
B. Teknik Pengkabelan
Sistem kabel pada jaringan backbone harus menyediakan interkoneksi antara ruang peralatan komunikasi, ruang telekomunikasi, ruang terminal utama, dan fasilitas masuk dalam struktur sistem telekomunikasi kabel. sistem pengkabelan terdiri dari kabel backbone, kabel patch atau jumper yang digunakan untuk menghubungkan lalu lintas transfer data. Kabel backbone menghubungkan lalu lintas utama data. Warna sebutan untuk tipe kabel serat antara lain:
Single Mode fiber> Kuning
Multi Mode fiber 62.5 micron > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 1GB > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 10GB > Aqua
Asynchronous Transfer Mode ( ATM ) merupakan teknologi ini dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Prinsip pada ATM adalah setiap informasi harus ditransfer ke dalam bentuk sel. ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Mpbs. Teknologi ini sangat cocok digunakan dalam pengiriman data dalam bentuk suara atau gambar (multimedia).
B. Teknik Pengkabelan
Sistem kabel pada jaringan backbone harus menyediakan interkoneksi antara ruang peralatan komunikasi, ruang telekomunikasi, ruang terminal utama, dan fasilitas masuk dalam struktur sistem telekomunikasi kabel. sistem pengkabelan terdiri dari kabel backbone, kabel patch atau jumper yang digunakan untuk menghubungkan lalu lintas transfer data. Kabel backbone menghubungkan lalu lintas utama data. Warna sebutan untuk tipe kabel serat antara lain:
Single Mode fiber> Kuning
Multi Mode fiber 62.5 micron > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 1GB > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 10GB > Aqua
C. Topologi Jaringan Backbone
Topologi Bus
Topologi bus sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut.
Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm). Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal. Wujud dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai media transmisi atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax” sebagai media transmisi atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila digunakan kabel UTP.
Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data. Suatu protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet atau CSMA/CD. Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2) telah distandarisasi dalam IEEE 802.3
Posted on 06.41 by Unknown
Langganan:
Postingan (Atom)